Anak-anak adalah makhluk yang sangat ingin tahu. Ketika melihat atau mendengar sesuatu, mereka terstimulus untuk bertanya.

Tentu ini adalah hal baik bagi anak-anak kita. Menandakan mereka anak yang cerdas dan kritis. Bertanya juga merupakan kunci ilmu yang membuat anak-anak jadi tahu.

Mendapatkan jawaban yang benar dari orangtuanya sangat dibutuhkan oleh anak. Jangan sampai anak-anak bertanya lalu tidak mendapatkan jawaban, justru dimarahi. Perkembangannya bisa terhambat dan daya kritisnya bisa termatikan.

Namun jawaban yang salah juga berbahaya bagi anak-anak. Karena mereka akan mempercayai sesuatu yang tidak benar. Apalagi jika itu adalah mitos yang akan berakibat negatif bagi keyakinan dan konsep dirinya.

Gerhana Matahari

Salah satu pertanyaan yang akan muncul dalam waktu dekat adalah tentang gerhana matahari. Entah karena mendengar dari teman atau media, anak-anak kita mungkin akan bertanya tentang gerhana matahari cincin yang akan terjadi pada esok hari.

Itu bagus. Jangan matikan kreatifitas atau daya kritis anak dengan menghentikannya. Jangan hambat perkembangan otaknya dengan melarangnya bertanya.

Penjelasan yang benar dari kita sebagai orangtua sangat penting. Jangan sampai anak justru mendapatkan jawaban khurafat seperti “gerhana itu terjadi karena raksasa memakan matahari.” Dulu di tahun 90-an, jawaban seperti itu marak.

Jangan pula dikaitkan dengan kematian atau kelahiran seseorang. Ini pernah terjadi di masa Rasulullah. Saat putra Rasulullah bernama Ibrahim wafat, saat itu sebagian orang mengaitkan gerhana matahari dengan kematiannya. Rasulullah pun meluruskan keyakinan itu.

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لاَ يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهَا فَافْزَعُوا لِلصَّلاَةِ

“Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda kekuasaan Allah Azza wa Jalla. Terjadinya gerhana matahari atau bulan itu bukanlah karena kematian seseorang atau kehidupannya. Oleh karena itu, jika kau menyaksikan gerhana bergegaslah untuk mengerjakan shalat.” (HR. Muslim)

Yang perlu ditanamkan kepada anak, sesuai hadits di atas, adalah memahamkan bahwa gerhana matahari merupakan tanda kekuasaan Allah Azza wa Jalla.

Agar anak mudah mengerti bagaimana terjadinya gerhana matahari, kita bisa menggunakan cara yang sederhana, yakni memperkenalkan konsep bayangan. Kita bisa menggunakan alat-alat sederhana seperti senter.

Cara kedua, dengan mengajak anak ke planetarium. Di planetarium umumnya disediakan teleskop yang bebas digunakan sehingga lebih mudah menjelaskan anak tentang gerhana.

Beritahukan juga kepada anak-anak bahwa untuk melihat gerhana matahari agar menggunakan kaca mata khusus. Apalagi jika gerhana matahari total. Tak boleh dengan mata telanjang.

Shalat Gerhana dan Amal Sunnah Lainnya

Berikutnya, yang perlu dikenalkan ke anak adalah amalan sunnah saat terjadinya gerhana matahari. Yang paling utama sesuai dengan hadits di atas adalah Shalat Gerhana Matahari.

Kita kenalkan kepada anak bahwa saat terjadinya gerhana matahari disunnahkan shalat dua rakaat dengan empat kali ruku’. Yakni tiap raka’at dua kali ruku’.

Selain shalat gerhana, kita juga perlu menanamkan kepada anak bahwa ada amalan sunnah lainnya saat terjadi gerhana. Yakni memperbanyak doa, beristighfar, berdzikir dan bertakbir serta bersedekah.

Semoga dengan pengenalan ini anak-anak kita tumbuh menjadi anak yang cerdas intelektual sekaligus cerdas spiritual. Dan jangan lupa, saat mengenalkan kepada anak, tetap kenalkan dengan enjoy agar anak bahagia. Salam Happy School.